Masjid Raya Segara City

Tahun Baru Islam: Makna, Sejarah, dan Kalender Hijriyah

Tahun Baru Islam bukan sekadar pergantian tanggal dalam kalender, melainkan momen penting yang sarat makna sejarah dan spiritual bagi umat Muslim di seluruh dunia. Dalam kalender Islam, pergantian tahun diperingati setiap tanggal 1 Muharram, menandai dimulainya tahun baru dalam penanggalan Hijriyah. Lalu, bagaimana sebenarnya awal mula kalender ini disusun dan apa makna di baliknya?


Awal Mula Penanggalan Hijriyah

Kapan Kalender Hijriyah Dimulai?
Kalender Hijriyah resmi digunakan pertama kali pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab RA, tepatnya pada tahun ke-17 Hijriyah (sekitar tahun 638 Masehi). Namun, penanggalan tersebut dihitung mundur dari peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yang terjadi pada tahun 622 Masehi. Oleh karena itu, tahun 622 M dijadikan sebagai tahun 1 Hijriyah dalam sistem kalender Islam.

Mengapa Peristiwa Hijrah yang Dipilih?
Khalifah Umar dan para sahabat memilih Hijrah Nabi sebagai acuan dimulainya kalender Islam bukan tanpa alasan. Peristiwa hijrah bukan hanya sebuah perpindahan fisik, tetapi merupakan titik balik strategis dalam sejarah Islam, di mana umat Islam mulai membangun peradaban, masyarakat, dan pemerintahan Islam secara mandiri di Madinah. Maka dari itu, penanggalan Hijriyah merupakan simbol dari perjuangan, transformasi, dan awal kejayaan Islam.


Struktur Kalender Hijriyah

Sistem Bulan dan Hari dalam Kalender Islam
Kalender Hijriyah merupakan kalender lunar (berdasarkan peredaran bulan), berbeda dengan kalender Masehi yang menggunakan sistem solar (peredaran matahari). Satu tahun Hijriyah terdiri dari 12 bulan, dan tiap bulan memiliki 29 atau 30 hari, tergantung dari penampakan hilal (bulan sabit muda). Sehingga, jumlah hari dalam setahun Hijriyah adalah sekitar 354 atau 355 hari, lebih pendek sekitar 10–11 hari dibanding tahun Masehi.


Nama-Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah

Berikut ini adalah 12 bulan dalam kalender Hijriyah, masing-masing memiliki arti dan sejarah tersendiri:

  1. Muharram
    Bulan pertama dan termasuk salah satu dari empat bulan haram (suci). Dilarang berperang pada bulan ini, dan umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah.

  2. Safar
    Secara harfiah berarti “kosong”, karena pada zaman dahulu, rumah-rumah banyak yang ditinggalkan untuk bepergian atau berperang.

  3. Rabi’ul Awwal
    Bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW (12 Rabi’ul Awwal). Kata “Rabi'” berarti musim semi.

  4. Rabi’ul Akhir (Rabi’ul Tsani)
    Bulan keempat dalam kalender Hijriyah, merupakan kelanjutan dari bulan Rabi’ul Awwal.

  5. Jumadil Awwal
    Diambil dari kata “jamad” yang berarti beku, menggambarkan musim dingin di Jazirah Arab.

  6. Jumadil Akhir (Jumadil Tsaniyah)
    Kelanjutan dari bulan sebelumnya, masih dalam musim dingin.

  7. Rajab
    Salah satu dari empat bulan haram. Bulan ini sangat dimuliakan, dan dilarang melakukan peperangan.

  8. Sya’ban
    Merupakan bulan persiapan menuju Ramadhan. Banyak amal sunnah dilakukan di bulan ini.

  9. Ramadhan
    Bulan yang paling mulia. Di dalamnya diwajibkan puasa, dan diturunkannya Al-Qur’an.

  10. Syawal
    Bulan kemenangan setelah puasa Ramadhan. Hari Raya Idul Fitri jatuh pada tanggal 1 Syawal.

  11. Dzulqa’dah
    Bulan haram ketiga. Umat Islam dilarang berperang selama bulan ini.

  12. Dzulhijjah
    Bulan terakhir, di mana ibadah haji dilaksanakan. Hari Raya Idul Adha juga dirayakan pada 10 Dzulhijjah.


Makna Spiritualitas Tahun Baru Hijriyah

Tahun Baru Islam bukan sekadar momen seremonial, tetapi waktu untuk refleksi dan hijrah spiritual. Umat Islam diingatkan untuk meneladani perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabatnya, serta memperbarui niat untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Momentum 1 Muharram menjadi pengingat bahwa perubahan besar dalam hidup bisa dimulai dari niat yang kuat dan tindakan yang ikhlas, sebagaimana hijrah Nabi yang bukan demi keuntungan duniawi, tetapi demi kelestarian iman dan dakwah Islam.


Penutup

Dengan memahami asal-usul dan makna dari Tahun Baru Islam, kita sebagai umat Muslim dapat lebih menghargai warisan sejarah ini. Semoga tahun baru Hijriyah membawa keberkahan, kekuatan iman, dan semangat baru untuk menjalani hidup yang lebih bermakna.

~dipublish oleh angyapik~

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top